Foto Wisuda
Wisuda
merupakan peristiwa penting yang menjadi akhir dari perjuangan seorang
mahasiswa, kegiatan wisuda juga membuka pasar baru bagi para enterprener dari
beragam jenis bisnis, salah satunya bisnis fotografi. Mengabadikan momen wisuda
merupakan perihal yang wajib bagi wisudawan, medium fotografi adalah pilihan
yang paling favorit digunakan, selain mudah untuk dikonsumsi (dilihat,
tidak seperti video yang membutuhkan media tambahan player untuk melihatnya), perkembangan
fotografi digital juga menambah poin mengapa medium ini sangat digemari
masyarakat.
Bisnis
fotografi wisuda memiliki keunikan tersendiri dari bisnis fotografi lainnya,
hal ini menyebabkan foto wisuda masih bertahan sampai sekarang. Harus disadari
digitalisasi membuahkan kemudahan bagi manusia, kamera saku (pocket), kamera handphone, sampai kamera
professional DSLR memiliki menu automatis dengan hasil yang cukup baik. Semua
kemudahan tersebut adalah kompetitor terberat bagi para fotografer wisuda, sebagian
masyarakat saat ini cendrung memilih mendokumentasi dengan kamera mereka
sendiri, dari pada mengunakan jasa professional. Keunikan mereka sebagai bisnis
kreatif menjadi alasan masih meminati jasa yang mereka tawarkan, selain itu meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan pendidikan, mendongkrak pendapatan para fotografer
wisuda setiap tahunnya.
Bisnis
Yang Terabaikan
Fotografi wisuda
indentik dengan foto keliling, dalam strata sosial bisnis ini menduduki posisi
terendah dalam fotografi (apa benar?), tak heran jika fotografer wisuda
didominasi oleh orang-orang yang berusia 41–50 tahun. Boomingnya fotografi wedding menyebabkan timbulnya penyedia
jasa baru dalam jumlah banyak, besarnya upah kerja dan gengsi pekerjaan
fotografi wedding, menjadikannya
bisnis yang paling digandrungi anak muda saat ini. Jika distatistikan dalam peringkat
usia maka dapat diterjemahkan, usia 18-25 tahun sebanyak 5 %, dari usia 20–30
tahun sebanyak 10 %, usia 3-40 tahun 25 %, dan terakhir 41-50 tahun sebanyak 60
%. Fotografer dari usia pertumbuhan menduduki persentase paling rendah,
sedangkan fotografer dari usia mature memiliki persentase paling banyak.
Hal
lain yang turut andil menyebabkan bisnis foto wisuda kurang diminati, adalah
pasar yang terlalu bebas menyebabkan standarisasi maupun penetrasi harga jual
sangat diberlakukan. Monopoli dari kelompok tertentu membuat persaingan tidak
sehat, selera pasar yang cendrung monoton (orang tua wisudawan
ikut menentukan latarbelakang foto yang digunakan, sehingga konsep baru dengan
latar yang lebih ekspresif masih sulit diterima). Dapat diambil
garis tengahnya adalah finansial yang tidak menjanjikan, dan kurangnya ruang
eksperimen fotografer menjadi faktor utama kurangnya diminati bisnis ini. Namun
jika kita menelah melalui mata ekonomi, foto wisuda memiliki peluang bisnis
yang sangat potensial, karena jumlah wisudawan yang terus meningkat dari
tahun-ketahun, dan penyampaian produk silang sangat mungkin terjadi (kecendrungan
yang terjadi setelah acara wisuda adalah acara pernikahan),
disinilah waktu yang tepat melakukan portofolio produk fotografi lain dalam pasar
foto wisuda.
Mengapa
Foto Wisuda
Dalam
perancangan sebuah bisnis perlu dilakukan studi kelayakan, perihal ini untuk
menilai apakah bisnis yang akan dibangun layak untuk memenuhi pasar tertentu, salah
satu cara sederhana untuk melakukan studi kelayakan bisnis adalah dengan
mencari nilai Share Market. Jika melihat
bisnis foto wisuda share market dapat
dinilai dari jumlah wisudawan setiap tahunnya, kemudian dibagi dengan berapa
banyak orang yang melakukan bisnis ini. Sebagai contoh sebuah Universitas
Negeri dikota Pekanbaru mampu mencetak sarjana sebanyak 3.000 (tiga ribu) mahasiswa
setiap tahunnya, sedangkan jumlah pebisnis foto wisuda yang didapat dari data
administrasi kampus menerangkan rata-rata berjumlah 20 (dua puluh) orang, maka
dapat dipersepsikan 3000/20 = 150 orang calon konsumen bisnis foto wisuda. Dari
hasil persepsi share market tadi,
maka kita tinggal mengkalikan jumlah pendapatan sesuai dengan harga standar foto
wisuda ditiap daerah masing-masing, percontohan ini hanya baru dilakukan
terhadap satu Universitas, padahal disebuah kota biasanya terdapat beberapa
Universitas, maka tunggu apalagi para para pebisnis fotografi, segera cari
informasi tanggal pelaksanaan wisuda dan lakukan persiapan untuk mengemas
studio keliling kita agar mampu menarik para calon konsumen.
Syamyatmoko,
20 maret 2014
Nantikan artikel berikutnya mengenai Trik Mengemas Studio Foto Keliling.
0 komentar: